Menyajikan wawasan Islami & inspirasi penuh kebaikan bagi pendidikan dan kehidupan sehari-hari

Kultum Ramadhan Hari Kesebelas

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberikan kesempatan untuk beribadah di bulan Ramadhan yang mulia ini.

Hari ini, kita sudah memasuki hari ke sebelas di bulan Ramadhan. Seiring berjalannya waktu, semakin dekat pula kita dengan hari kemenangan, yaitu Idul Fitri yang sebentar lagi akan tiba. Kita pun semakin bersemangat untuk terus memperbaiki diri dan berusaha menggapai kemenangan jiwa di bulan Ramadhan ini.

Sebagaimana yang telah diketahui, bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keutamaan dan keberkahan. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang salah). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu, supaya kamu mencukupkan bilangannya, dan supaya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kita dengan hadits yang juga menggambarkan keutamaan bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:

"إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ"

"Apabila datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syaitan-syaitan" (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari dua ayat dan hadits di atas, dapat kita pahami bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan keutamaan. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan bulan ini sebaik-baiknya untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT, dan memperbaiki diri kita sebagai hamba-Nya.

Bagaimana cara kita menggapai kemenangan jiwa di bulan Ramadhan? Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan memperbanyak amal ibadah, seperti sholat, membaca Al-Quran, sedekah, dan berzikir kepada Allah SWT. Selain itu, kita juga harus meningkatkan kesadaran kita dalam menjalankan ibadah puasa, yaitu puasa dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa, serta menjaga diri dari segala bentuk dosa dan maksiat.

Selain itu, kita juga harus meningkatkan kegiatan sosial kita di bulan Ramadhan ini, seperti memperbanyak silaturahmi, berbuat kebaikan kepada sesama, dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

"مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا"

"Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun" (HR. Tirmidzi)

Dalam menggapai kemenangan jiwa di bulan Ramadhan, kita juga harus selalu berdoa dan memohon kepada Allah SWT. Kita memohon kepada-Nya agar diberikan kekuatan dan keistiqomahan dalam menjalankan ibadah, serta diberikan hidayah dan rahmat-Nya agar kita senantiasa istiqomah dalam menjalankan agama.

Demikianlah ceramah kultum kita pada hari ke sebelas di bulan Ramadhan dengan judul "Menggapai Kemenangan Jiwa di Bulan Ramadhan". Semoga kita semua senantiasa diberikan kekuatan dan keistiqamahan dalam menjalankan ibadah puasa dan memperbanyak amal kebaikan di bulan yang penuh berkah ini. Semoga Allah SWT senantiasa merahmati kita semua dan menerima segala amal ibadah kita. Aamiin.

Akhirul kalam, mari kita tutup ceramah ini dengan ayat suci Al-Quran yang berbunyi:

"وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ"

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Marilah kita menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT, dan memperbaiki diri kita sebagai hamba-Nya yang taat dan bertaqwa. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai dan membimbing kita semua di jalan yang benar. Aamiin.

Sekian ceramah kultum hari ke sebelas dengan judul "Menggapai Kemenangan Jiwa di Bulan Ramadhan". Mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan dalam penyampaian, semoga bermanfaat bagi kita semua. 

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Share:

Kultum Ramadhan Hari Kesepuluh

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pada kesempatan ini, saya ingin berbicara tentang bagaimana kita dapat meningkatkan kualitas doa di bulan Ramadhan. Sebagai bulan yang penuh berkah, bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk memperbaiki kualitas doa kita. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 186:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya: "Dan apabila hamba-Ku menanyakan kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran." (QS. al-Baqarah: 186)

Dalam hadits riwayat al-Tirmidzi dan Ibn Majah, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ"

Artinya: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan amalannya, maka Allah tidak butuh atas dia meninggalkan makanan dan minumannya." (HR. al-Tirmidzi dan Ibn Majah)

Dari ayat dan hadits tersebut, kita dapat memahami bahwa Allah selalu dekat dengan hamba-hamba-Nya yang berdoa. Namun, kita harus memperbaiki kualitas doa kita dan meninggalkan segala ucapan dusta dan amalan buruk. Berikut beberapa cara untuk meningkatkan kualitas doa di bulan Ramadhan:

Meningkatkan Kualitas Ibadah

Kita harus memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan, seperti membaca Al-Quran, sholat sunnah, bersedekah, dan lain-lain. Hal ini dapat membantu kita untuk lebih dekat dengan Allah dan meningkatkan kualitas doa kita.

Allah berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 197:

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ

Artinya: "Haji adalah bulan-bulan yang telah ditentukan. Barangsiapa yang mempersiapkan diri untuk melaksanakannya, maka tidak ada dosa baginya untuk berbicara dengan baik dan tidak ada dosa pula baginya untuk berlaku ma'ruf (berbuat kebajikan)." (QS. al-Baqarah: 197)

Dalam ayat ini, Allah mengajarkan kepada kita bahwa ibadah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat membantu meningkatkan kualitas doa kita.

Meningkatkan Kualitas Khusyu' dalam Sholat

Khusyu' dalam sholat merupakan salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan kualitas doa kita. Khusyu' berarti fokus dan konsentrasi penuh pada Allah dalam sholat. Ketika kita mampu mencapai khusyu', maka doa kita akan lebih mudah diijabah oleh Allah.

Allah berfirman dalam surah al-Mu'minun ayat 1-2:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ - الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang khusyu' dalam sholatnya." (QS. al-Mu'minun: 1-2)

Oleh karena itu, kita harus memperbanyak latihan dalam mencapai khusyu' dalam sholat agar doa kita dapat lebih mudah diijabah oleh Allah.

Meningkatkan Kualitas Hubungan dengan Allah dan Sesama

Meningkatkan kualitas hubungan dengan Allah dan sesama dapat membantu meningkatkan kualitas doa kita. Ketika kita memiliki hubungan yang baik dengan Allah dan sesama, maka hati kita akan lebih tenang dan lapang dalam berdoa.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim:

"الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ"

Artinya: "Orang yang penuh kasih sayang akan diberi kasih sayang oleh Allah Yang Maha Pengasih. Kasihilah orang-orang di bumi, maka Yang di langit akan mengasihimu." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits ini, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita untuk saling berkasih sayang dan memperbaiki hubungan dengan sesama agar doa kita dapat lebih mudah diijabah oleh Allah.

Demikianlah beberapa cara untuk meningkatkan kualitas doa di bulan Ramadhan. Semoga kita dapat memperbaiki kualitas doa kita dan meraih keberkahan bulan Ramadhan. Aamiin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 



Share:

Kultum Ramadhan Hari Kesembilan

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat bersama-sama dalam bulan yang penuh berkah ini, bulan Ramadhan.

Saudaraku sekalian, pada kesempatan kali ini, saya ingin mengajak kita untuk merenungi dan memahami betapa pentingnya menjaga hati dan lidah kita di bulan Ramadhan, terutama dalam berbicara. Kita sering kali terlena dengan suasana bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, namun kita lupa bahwa bulan ini juga adalah bulan untuk mengendalikan diri kita sendiri, termasuk dalam berbicara.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Israa ayat 36:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

Artinya: "Dan janganlah kamu memutuskan sesuatu hal tentang yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya."

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau diam."

Dari ayat dan hadits di atas, kita dapat memahami betapa pentingnya menjaga hati dan lidah kita dalam berbicara. Kita tidak boleh sembarangan dalam mengeluarkan kata-kata, terutama jika itu berpotensi untuk melukai atau merugikan orang lain. Sebagai orang Muslim, kita harus selalu mengingat bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban atas segala ucapan yang keluar dari mulut kita.

Di bulan Ramadhan, kita harus meningkatkan kesadaran dan kepedulian kita dalam berbicara. Kita harus menghindari segala bentuk gosip, fitnah, dan ujaran kebencian yang hanya akan merusak tali persaudaraan dan kebersamaan di antara umat Islam.

Sebagai gantinya, kita harus lebih banyak berbicara dengan kata-kata yang baik dan positif. Kita harus selalu mengucapkan kata-kata yang penuh dengan kebaikan dan keberkahan, yang dapat memperkuat hubungan kita dengan sesama muslim, dan yang dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT.

Saudaraku sekalian,

Selain itu, kita juga harus memperhatikan cara berbicara kita, baik itu dalam hal nada suara, volume suara, maupun bahasa tubuh. Kita harus berbicara dengan sopan dan santun, dan tidak memakai bahasa yang kasar atau tidak pantas.

Dalam Al-Qur'an Surah Luqman ayat 19, Allah SWT berfirman:

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ وَأَمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Artinya: "Dan dirikanlah shalat, dan suruhlah (manusia) mengerjakan kebajikan dan cegahlah dari kemungkaran, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan."

Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW juga bersabda:

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالْمَكِّارِ وَلَا الْمُلْغِي وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِي

Artinya: "Bukanlah seorang mu’min yang suka menipu atau berbicara yang sia-sia atau melakukan perbuatan yang tidak pantas atau mengeluarkan kata-kata kotor."

Dari ayat dan hadits di atas, kita dapat memahami bahwa sebagai muslim, kita harus selalu berusaha untuk berbicara dengan cara yang baik dan sopan. Kita juga harus memperhatikan bahasa tubuh kita, seperti memperlihatkan sikap yang ramah dan terbuka kepada orang lain.

Saudaraku sekalian, di bulan Ramadhan ini, mari kita berkomitmen untuk menjaga hati dan lidah kita dalam berbicara. Kita harus memperbanyak dzikir dan doa, serta memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT melalui ibadah dan amalan yang baik.

Terakhir, saya ingin mengakhiri ceramah ini dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-Ahzab ayat 70-71:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ۚ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar (saja). Allah akan mengadakan perbaikan bagi amalanmu dan akan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."

Saudaraku sekalian, semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari ceramah ini dan memperbaiki diri dalam menjaga hati dan lidah kita di bulan Ramadhan ini. Mari kita selalu berusaha untuk menjadi muslim yang baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Share:

Kultum Ramadhan kedelapan

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pada kesempatan ini, saya ingin berbicara tentang bagaimana kita dapat mendekatkan diri pada Allah SWT di bulan Ramadhan. Bulan yang penuh dengan berkah dan rahmat ini merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk meningkatkan kualitas hubungan kita dengan Sang Pencipta.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa."

Dari ayat ini, kita dapat mengetahui bahwa puasa diwajibkan untuk membantu kita meningkatkan kualitas takwa atau ketaatan kita kepada Allah SWT. Di samping itu, kita juga dapat memperdalam pemahaman kita mengenai agama dan merenungkan makna hidup.

Selain dari puasa, kita juga dapat melakukan amalan-amalan yang dapat membantu kita mendekatkan diri pada Allah SWT. Berikut adalah beberapa hadits yang dapat menjadi motivasi bagi kita untuk meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan Ramadhan.

1.     Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: "Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."

2.     Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ، فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ

Artinya: "Apabila datang bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu."

3.     Dari Abdullah bin Umar RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

إنَّ في الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ له: الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ منه الصَّائِمُونَ يَومَ القِيَامَةِ، لا يَدْخُلُ منه أحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ، لا يَدْخُلُ منه أحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ منه أحَدٌ.

 

Artinya: "Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu yang dinamakan Ar-Raiyan, yang hanya dapat dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa di dunia. Ketika mereka masuk, mereka akan diberi minum oleh Allah SWT dari sebuah sungai yang begitu segar, tidak ada yang dapat memasukinya selain mereka. Maka dikatakan: 'Di mana orang-orang yang berpuasa?' Mereka bangkit dan tidak ada yang dapat memasukinya selain mereka. Setelah mereka masuk, pintu tersebut akan tertutup dan tidak ada yang dapat memasukinya lagi."

Dari hadits-hadits di atas, kita dapat memperoleh beberapa pelajaran penting. Pertama, berpuasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang dapat menghapus dosa-dosa kita. Kita harus menjalankan ibadah puasa dengan tekun, ikhlas, dan berharap pahala dari Allah SWT.

Kedua, bulan Ramadhan merupakan kesempatan yang baik bagi kita untuk memperdalam pemahaman kita mengenai agama dan memperbaiki diri. Dengan berpuasa dan melakukan amalan-amalan ibadah lainnya, kita dapat menumbuhkan kualitas takwa atau ketaatan kita kepada Allah SWT.

Ketiga, Allah SWT memberikan banyak sekali keberkahan di bulan Ramadhan. Pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk berlomba-lomba dalam melakukan amalan-amalan kebaikan.

Dalam kesimpulannya, bulan Ramadhan merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Dengan berpuasa, melakukan amalan-amalan ibadah, dan meningkatkan kualitas takwa kita, kita dapat memperbaiki diri dan meraih keberkahan Allah SWT. Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan tekun dan ikhlas. Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

Share:

Kultum Ramadhan Hari Ketujuh

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pada kesempatan ini, saya ingin berbicara tentang tema "Menghilangkan Sifat Egois di Bulan Ramadhan". Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri. Salah satu hal yang perlu kita perbaiki adalah sifat egois kita.

Sifat egois adalah sifat yang membuat kita berpikir hanya tentang kepentingan diri sendiri, tanpa memperdulikan kepentingan orang lain. Sifat ini bisa menyebabkan konflik dan ketidakharmonisan dalam hubungan sosial kita. Oleh karena itu, di bulan Ramadhan ini, mari kita bersama-sama memperbaiki sifat egois kita dan lebih peduli terhadap kepentingan orang lain.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تَأْكُلُوْۤا اَمْوَا لَـكُمْ بَيْنَكُمْ بِا لْبَا طِلِ وَتُدْلُوْا بِهَاۤ اِلَى الْحُـکَّامِ لِتَأْکُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَا لِ النَّا سِ بِا لْاِ ثْمِ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 188)

Dalam ayat ini, Allah SWT melarang kita untuk mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak benar. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT menginginkan kita untuk menjadi orang yang jujur dan tidak egois dalam urusan harta.

Selain itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada kita untuk tidak egois. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

"لا يُؤمِنُ أحَدُكُمْ حتّى يُحِبَّ لأخِيهِ مَا يُحِبُّ لنَفسِهِ" (رواه البخاري)

"Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari)

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk mencintai saudara kita sebagaimana kita mencintai diri sendiri. Ini menunjukkan bahwa kita harus berusaha untuk tidak egois dan lebih peduli terhadap kepentingan orang lain.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kebaikan dan berkah. Mari kita manfaatkan bulan yang mulia ini untuk memperbaiki diri kita dan menghilangkan sifat egois kita. Mari kita berusaha untuk lebih peduli terhadap kepentingan orang lain dan selalu berusaha untuk melakukan kebaikan kepada sesama.

Sekian ceramah kultum Ramadhan saya tentang tema "Menghilangkan Sifat Egois di Bulan Ramadhan". Semoga bermanfaat untuk kita semua. Wallahu'alam bishawab. 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 





Share:

Kultum Ramadhan Hari Keenam

 

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Semoga kita semua dapat meraih pahala yang berlimpah dan diampuni dosa-dosa kita.

Tema kultum kita pada malam ini adalah "Menggapai Pahala Berlimpah di Bulan Ramadhan". Dalam menyampaikan tema ini, kita akan merujuk pada beberapa ayat dalam Al-Qur'an dan hadits yang berkaitan dengan keutamaan dan pahala berpuasa di bulan Ramadhan.

Pertama, mari kita lihat ayat dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan keutamaan puasa di bulan Ramadhan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 183:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

" Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Ayat ini menunjukkan bahwa puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman. Tujuannya adalah agar kita dapat menjadi lebih bertakwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kedua, mari kita lihat hadits yang menguatkan keutamaan puasa di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

" Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan penuh harapan mendapatkan pahala dari Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni."

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa di bulan Ramadhan tidak hanya menjadi kewajiban bagi umat Islam, tetapi juga merupakan kesempatan besar untuk mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu.

Ketiga, mari kita lihat hadits yang juga membahas tentang pahala yang berlimpah bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ

"Setiap amalan anak Adam dilipatgandakan ganjarannya, satu kebaikan dilipatgandakan sampai sepuluh kali lipatnya, bahkan Allah SWT bisa meningkatkannya sampai 700 kali lipat. Kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Orang yang berpuasa menahan nafsu dan makanannya karena Aku. Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya."

Hadits ini menunjukkan bahwa pahala dari Allah SWT untuk orang yang berpuasa di bulan Ramadhan sangat besar dan berlipat-lipat. Allah SWT menjanjikan kebahagiaan bagi orang yang berpuasa ketika mereka berbuka dan ketika mereka bertemu dengan-Nya di akhirat kelak.

Kesimpulannya, puasa di bulan Ramadhan merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim yang beriman. Selain itu, puasa juga merupakan sebuah kesempatan besar untuk mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu dan meraih pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Mari kita manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dan jangan lupa untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Share:

Kultum Ramadhan Hari Kelima

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga kita bisa merasakan keberkahan bulan Ramadhan ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta seluruh umat Islam yang berada di seluruh penjuru dunia.

Pada kesempatan ini, kita akan membahas tema "Berbagi Cinta dan Kebaikan di Bulan Ramadhan". Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan kebaikan. Di bulan ini, umat Muslim diajak untuk meningkatkan ibadah, berlomba-lomba dalam kebaikan, dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT menegaskan bahwa keberagaman manusia merupakan suatu kehendak-Nya. Hal ini untuk menunjukkan keagungan-Nya dan mengajarkan kita untuk saling mengenal dan berbaur dengan sesama. Sebagai manusia yang memiliki keberagaman, kita dituntut untuk saling mencintai, menghormati, dan membantu satu sama lain.

Selama bulan Ramadhan, mari kita manfaatkan waktu yang ada untuk berbagi cinta dan kebaikan dengan sesama. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk berbagi cinta dan kebaikan, di antaranya:

Pertama, berbagi makanan sahur dan berbuka puasa. Seperti yang kita ketahui, di bulan Ramadhan ada banyak orang yang kesulitan mencari makanan sahur dan berbuka puasa. Oleh karena itu, kita bisa berbagi makanan dengan orang-orang yang membutuhkan. Dengan berbagi makanan, kita bisa membantu mereka yang kesulitan mencari makanan dan juga menambah pahala di bulan yang penuh berkah ini. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَا بِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَا للّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ  ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 261)

Kedua, membantu orang yang membutuhkan. Selama bulan Ramadhan, kita juga bisa membantu orang-orang yang membutuhkan. Misalnya membantu mereka yang sakit, yang sedang mengalami kesulitan finansial, atau yang sedang dalam kesulitan lainnya. Dengan membantu mereka, kita bisa merasakan kebahagiaan yang tak terkira dan menambah pahala di sisi Allah SWT. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَا لتَّقْوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِ ثْمِ وَا لْعُدْوَا نِ ۖ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَا بِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 2)

Ketiga, memberikan sedekah. Selain membantu orang yang membutuhkan, kita juga bisa memberikan sedekah. Sedekah tidak hanya berupa uang, tetapi juga bisa berupa waktu, tenaga, atau keahlian yang kita miliki. Dengan memberikan sedekah, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ بِا لَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ سِرًّا وَّعَلَا نِيَةً فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

Artinya: "Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 274)

Terakhir, menjaga hubungan silaturahmi. Selama bulan Ramadhan, kita juga diajak untuk mempererat hubungan silaturahmi dengan sesama. Kita bisa mengunjungi keluarga, tetangga, dan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu atau menghubungi mereka yang jauh dari kita melalui telepon atau media sosial. Dengan mempererat hubungan silaturahmi, kita bisa merasakan kebahagiaan dan juga meningkatkan keberkahan dalam hidup kita.

Rasulullah SAW bersabda :

المؤمن لا يَشْتَمُّ، وَلا يَلْعَنُ، وَلا يَتَفَحَّشُ، وَلا يَتَحَسَّرُ

Artinya: "Tidaklah seorang yang beriman mencela, tidaklah orang yang beriman mengutuk, tidaklah orang yang beriman berkata kotor, dan tidak pula orang yang beriman mengobral kesusahan." (HR. Tirmidzi)

Saudaraku sekalian,

Demikianlah kultum singkat dari saya tentang "Berbagi Cinta dan Kebaikan di Bulan Ramadhan". Mari kita manfaatkan bulan yang penuh berkah ini untuk saling mencintai dan membantu sesama. Semoga kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan mendapat keberkahan di sisi Allah SWT.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Share:

Kultum Ramadhan Hari Keempat

 Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah, kita masih diberikan kesempatan untuk bersama-sama menghadapi bulan yang penuh keberkahan ini, yaitu bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa karena di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan anugerah yang dapat kita peroleh, salah satunya adalah meningkatkan kepedulian sosial.


Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ


Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal."


Dari ayat di atas, kita dapat memahami bahwa Allah SWT menciptakan kita dengan beragam bangsa dan suku agar kita dapat saling kenal-mengenal dan saling membantu dalam kebaikan. Kita sebagai umat Islam, dianjurkan untuk meningkatkan kepedulian sosial di bulan Ramadhan dengan memberikan bantuan kepada sesama yang membutuhkan.


Rasulullah SAW bersabda dalam hadits riwayat Bukhari:


مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا


Artinya: "Barangsiapa memberi makanan berbuka puasa kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun."


Dari hadits di atas, kita dapat memahami bahwa memberikan makanan berbuka puasa kepada orang yang berpuasa memiliki pahala yang besar di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, kita diharapkan untuk dapat memperbanyak amalan sosial seperti memberikan makanan berbuka puasa kepada orang yang membutuhkan.


Selain itu, kita juga dianjurkan untuk berzakat di bulan Ramadhan, karena bulan ini merupakan bulan yang penuh berkah dan keutamaan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 177:


لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ


Artinya: "Tidaklah dianggap baik amal kebajikan itu jika kamu hanya membelokkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi benar-benar baik adalah orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi, dan dia memberikan harta yang dicintainya kepada keluarga, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan) dan orang-orang yang meminta-minta, serta untuk memerdekakan hamba sahaya, dan dia menegakkan shalat dan memberikan zakat, dan orang-orang yang memenuhi janjinya apabila dia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."


Dari ayat di atas, kita dapat memahami bahwa zakat adalah salah satu amal kebajikan yang sangat dianjurkan di dalam Islam. Zakat digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan seperti keluarga, anak yatim, orang miskin, musafir yang membutuhkan, dan orang-orang yang meminta-minta. Oleh karena itu, di bulan Ramadhan ini, kita diharapkan untuk meningkatkan kepedulian sosial dengan memperbanyak amal kebajikan, termasuk zakat.


Selain zakat, terdapat pula amal kebajikan lainnya yang dapat meningkatkan kepedulian sosial kita di bulan Ramadhan, yaitu sedekah. Sedekah adalah pemberian yang diberikan dengan sukarela dan tanpa mengharapkan balasan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 261:


مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ وَاللّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاء وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ


Artinya: "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui."


Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api." Oleh karena itu, dengan memberikan sedekah, kita dapat memperoleh keberkahan dari Allah SWT dan meningkatkan kepedulian sosial kita terhadap orang-orang yang membutuhkan.


Selain zakat dan sedekah, terdapat pula amal kebajikan lainnya yang dapat meningkatkan kepedulian sosial kita di bulan Ramadhan, seperti memberikan makanan kepada orang yang berpuasa, membantu orang yang kesulitan, dan berbuat kebaikan kepada keluarga dan tetangga. Semua amal kebajikan tersebut dapat dilakukan dengan niat yang tulus karena Allah SWT dan tanpa mengharapkan balasan dari siapa pun.


Dalam bulan Ramadhan ini, kita diharapkan untuk meningkatkan kepedulian sosial kita dengan memperbanyak amal kebajikan, terutama zakat, sedekah, dan amal kebajikan lainnya yang dapat membantu orang yang membutuhkan. Dengan melakukan amal kebajikan tersebut, kita dapat memperoleh keberkahan dari Allah SWT dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua untuk melaksanakan amal kebajikan di bulan Ramadhan ini.


Saudara-saudari sekalian,


Selain amal kebajikan, kita juga diharapkan untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan, terutama ibadah yang dapat meningkatkan kepedulian sosial kita. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah membaca Al-Quran. Dalam surat Al-Isra ayat 9, Allah SWT berfirman:


إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا


Artinya: "Sesungguhnya Al-Quran itu memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar."


Saudara-saudari sekalian,


Di bulan Ramadhan ini, kita diharapkan untuk meningkatkan kepedulian sosial kita dengan memperbanyak amal kebajikan, ibadah, dan kegiatan sosial yang dapat membantu orang yang membutuhkan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita dapat memperoleh keberkahan dari Allah SWT dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Mari kita manfaatkan kesempatan yang Allah SWT berikan di bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan pada kita semua.


Dalam hadits riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda: "Zakat adalah harta yang diambil dari orang kaya dan diberikan kepada orang yang membutuhkan." Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW juga mengatakan bahwa zakat adalah pembersih harta dan penyucinya. Dengan membayar zakat, kita tidak hanya membantu orang yang membutuhkan, tetapi juga membersihkan harta kita dari segala dosa dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam perolehannya.


Sebagai muslim yang taat, kita harus menjalankan kewajiban zakat dengan benar dan ikhlas. Kita harus memastikan bahwa zakat yang kita bayarkan benar-benar diterima oleh orang yang membutuhkan dan digunakan dengan baik. Di samping itu, kita juga dapat memberikan sedekah secara sukarela untuk membantu sesama yang membutuhkan di luar kewajiban zakat.


Dalam bulan Ramadhan ini, mari kita meningkatkan kepedulian sosial kita dengan lebih mengutamakan kebaikan dan membantu sesama yang membutuhkan. Kita dapat melakukannya dengan cara memperbanyak sedekah, memperbanyak doa untuk keselamatan dan kesejahteraan sesama, serta membantu secara aktif dalam program-program kemanusiaan dan sosial di sekitar kita.


Saya akhiri kultum ini dengan sebuah ayat dari surat Al-Hasyr ayat 9 yang mengingatkan kita tentang pentingnya membantu sesama:


وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


Artinya: "Dan orang-orang yang telah menempati kampung halaman (Madinah) dan beriman sebelum kedatangan (orang-orang muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka, dan mereka tidak merasa iri dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan (oleh orang muhajirin), mereka memberikan keutamaan kepada mereka atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka membutuhkan apa yang diberikan itu. Dan barangsiapa yang terjaga dari kekikiran dalam dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS Al-Hasyr: 9)

Sekian kultum dari saya. Mohon maaf jika ada kesalahan atau kekurangan dalam penyampaian. Semoga kita semua dapat memper

baiki kepedulian sosial kita di bulan Ramadhan ini dan selalu menjadikan kebaikan dan kepedulian sosial sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Terima kasih atas perhatiannya,

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi warahmatullahi Wabarakatuh.

Share:

Kultum Ramadhan Hari Ketiga

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Kami bersaksi bahwa tidak ada ilah yang layak diibadahi selain Allah semata, dan kami bersaksi bahwa Muhammad (shalallahu 'alaihi wa sallam) adalah hamba dan utusan-Nya.

Saudara-saudara seiman yang dirahmati Allah,

Seiring dengan datangnya bulan suci Ramadan, penting bagi kita untuk merenungkan kehidupan dan ajaran dari Nabi kita yang tercinta, Muhammad (shalallahu 'alaihi wa sallam). Bulan ini adalah waktu untuk memperbaharui spiritualitas dan introspeksi diri, dan tidak ada yang lebih baik untuk memulainya selain dengan mempelajari kepribadian Nabi kita.

Nabi Muhammad (shalallahu 'alaihi wa sallam) adalah contoh sempurna tentang bagaimana seorang muslim harus berperilaku selama bulan Ramadan. Beliau dikenal karena kesalehan, kerendahan hati, dan kebaikan hati, serta tidak pernah goyah dalam pengabdian kepada Allah.

Salah satu hadits yang menyoroti kepribadian Nabi selama Ramadan adalah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, yang berkata:

"Rasulullah (shalallahu 'alaihi wa sallam) bersabda: 'Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan iman dan mencari pahala hanya dari Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan dengan iman dan mencari pahala hanya dari Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. Dan barangsiapa yang berdiri dalam shalat di malam Lailatul Qadar dengan iman dan mencari pahala hanya dari Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari)

Dari hadits ini, kita dapat melihat bahwa Nabi menekankan pentingnya iman dan mencari pahala dari Allah dalam tindakan kita selama Ramadan. Artinya, niat kita harus murni dan terfokus hanya pada menyenangkan Allah, bukan mencari pujian atau pengakuan dari orang lain.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Aisyah (radhiyallahu 'anha), beliau berkata:

"Nabi (shalallahu 'alaihi wa sallam) lebih bersungguh-sungguh dalam ibadah di bulan Ramadan daripada pada waktu lainnya, beliau banyak membaca Al-Quran dan berdoa." (HR. Muslim)

Hadits ini menyoroti dedikasi dan pengabdian Nabi dalam beribadah selama Ramadan. Beliau menghabiskan lebih banyak waktu untuk shalat dan membaca Al-Quran, serta berdoa kepada Allah untuk memohon ampunan dan petunjuk.

Terakhir, kita juga dapat belajar dari contoh kemurahan hati Nabi selama Ramadan. Seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas (radhiyallahu 'anhu):

"Nabi (shalallahu 'alaihi wa sallam) adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan ketika Jibril bertemu dengannya, dan Jibril akan bertemu dengannya setiap malam Ramadan untuk mengajari beliau Al-Quran." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits ini, kita dapat melihat bahwa Nabi meningkatkan amal kebajikan dan kemurahan hatinya selama Ramadan, dan hal ini bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk melakukan lebih banyak kebaikan selama bulan yang suci ini.

Saudara-saudara seiman yang dirahmati Allah,

Kepribadian Nabi Muhammad (shalallahu 'alaihi wa sallam) selama Ramadan menunjukkan betapa pentingnya bagi kita untuk memperbaharui hubungan kita dengan Allah dan menjaga niat kita murni saat beribadah. Semoga kita dapat mengambil inspirasi dari contoh beliau dan meningkatkan spiritualitas kita selama Ramadan ini.

Demikianlah kultum singkat mengenai kepribadian Nabi Muhammad (shalallahu 'alaihi wa sallam) pada bulan Ramadan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
 
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Share:

Kultum Ramadhan Hari Kedua

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. 

Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbicara tentang pentingnya menjaga kebersihan hati di bulan Ramadhan. 

Di bulan Ramadhan, kita berusaha untuk menahan diri dari makan, minum, dan segala bentuk kegiatan yang dapat membatalkan puasa. Namun, puasa yang kita jalani sebenarnya memiliki tujuan yang lebih besar yaitu untuk membersihkan hati dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. 

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya "Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika dia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim). 

Dalam konteks ini, menjaga kebersihan hati adalah sangat penting karena hati adalah pusat dari segala tindakan dan niat kita. Jika hati kita bersih dan suci, maka segala tindakan dan niat kita akan terlahir dari sumber yang baik pula, sehingga kita dapat menjadi hamba yang lebih baik di hadapan Allah SWT. 

Untuk menjaga kebersihan hati di bulan Ramadhan, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan. 

Pertama, kita perlu menghindari segala bentuk dosa dan godaan yang dapat mencemarkan hati kita. Kita perlu menjauhi perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama, seperti berbohong, memfitnah, merusak hubungan dengan sesama, dan sebagainya. 

Kedua, kita perlu memperbanyak ibadah dan dzikir untuk menguatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Kita dapat memperbanyak membaca Al-Qur'an, shalat sunnah, shalat tarawih, dan melakukan amalan-amalan baik lainnya. 

Ketiga, kita perlu memperbaiki hubungan dengan sesama manusia. Kita perlu memaafkan kesalahan orang lain dan meminta maaf jika kita salah terhadap orang lain. Dengan memperbaiki hubungan dengan sesama, hati kita akan semakin bersih dan damai. 

Keempat, kita perlu menjaga pola makan yang sehat dan teratur selama bulan Ramadhan. Kita perlu menghindari makanan yang berlebihan dan tidak sehat, serta memperbanyak mengonsumsi makanan yang bergizi sehingga tubuh kita tetap sehat dan bugar selama berpuasa. 

Dalam rangka menjaga kebersihan hati di bulan Ramadhan, kita juga perlu menghindari ghibah atau menggunjingkan orang lain. Hal ini karena ghibah dapat mencemarkan hati kita dan merusak hubungan baik dengan sesama. Semoga kita semua dapat menjaga kebersihan hati dan meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT selama bulan Ramadhan ini. Amin ya Rabbal Alamin.

Wabillahi Taufiq Walhidayah Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Share:

Kultum Ramadhan Hari Pertama

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Marhaban ya Ramadan! Puasa Ramadan merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia di mata Allah SWT. Selain sebagai bentuk rasa syukur dan ketaqwaan kepada-Nya, puasa juga memiliki banyak manfaat baik bagi kesehatan fisik maupun spiritual. Puasa juga dapat membantu kita meningkatkan kesabaran, keikhlasan, dan ketekunan dalam menjalankan ibadah.  Dalam kultum kali ini, kita akan membahas tentang ketentuan berpuasa dalam Islam berdasarkan dalil Qur'an dan hadits. Pertama-tama, mari kita lihat apa yang diatur dalam Al-Qur'an tentang puasa Ramadan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 183-185:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Berikut adalah beberapa hadits tentang puasa yang dapat menjadi pedoman bagi kita: 

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan berharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim) 

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Puasa itu adalah benteng, maka janganlah kamu melakukannya dengan hal-hal yang tidak pantas, dan janganlah kamu berbicara kotor dan janganlah kamu bertindak bodoh. Jika ada orang yang memfitnahmu atau mengganggu kamu, katakanlah: Saya sedang berpuasa." (HR. Bukhari dan Muslim) 

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minum." (HR. Bukhari) 

Dari hadits-hadits tersebut, kita dapat memahami bahwa puasa Ramadhan adalah ibadah yang sangat penting dalam Islam. Kita harus menjalankannya dengan ikhlas dan penuh harapan akan pahala dari Allah SWT. Selain itu, kita juga harus berusaha menjaga perilaku dan ucapan kita selama berpuasa, serta menjauhi hal-hal yang tidak pantas. 

Perlu diketahui berniat puasa merupakan rukun puasa yang wajib dibacakan di dalam hati dan diucapkan secara lisan adalah sunnah, yakni sebagai berikut :

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala."

Waktu untuk berniat puasa adalah di malam hari yakni; dari mulai Magrib sampai Subuh. Sedangkan waktunya menahan diri dari makan, minum dan lain sebagainya segala yang membatalkan puasa adalah dari mulai Subuh sampai Magrib.

Sekian kultum kali ini semoga bermanfaat, Semoga kita semua bisa menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya di bulan Ramadhan ini dan mendapatkan keberkahan serta ampunan dari Allah SWT. Amin.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Share:

Link Murotal Al-Qur'an 30 juz MP3 Tanpa Download

Mendengarkan murrotal al-Quran dengan bacaan dan tajwid yang baik tidak hanya membuat kita terkesan hatinya, tetapi juga membantu kita untuk memperkuat hafalan ayat-ayat al-Quran. Bacaan al-Quran yang baik telah terbukti meningkatkan daya ingat dan daya tangkap pendengarnya berdasarkan pengalaman empiris. Mendengarkan ayat-ayat suci al-Quran yang dibaca oleh qori' yang mahir dengan tajwid yang benar akan memudahkan kita dalam belajar membaca al-Quran dengan baik dan menghafalnya.

Bagi anda yang ingin mendengarkan lantunan ayat suci al-Qur'an dari mulai juz 1 sampai juz 30, anda tinggal klik juz atau nama surat yang anda inginkan maka lantunan ayat suci al-Qur'an akan langsung diputar (kalau tidak terputar otomatis klik tombol play) tanpa harus mendownloadnya terlebih dahulu.

Link ini adalah website yang berhasil admin kumpulkan dari berbagai sumber. Semoga dengan adanya link murotal al-Qur'an ini bisa lebih memudahkan anda dalam mempelajari dan menghafalkan al-Qur'an berikut link yang tinggal anda klik:

LINK MUROTTAL AL-QUR'AN MP3 BERDASARKAN NAMA JUZ

Juz 1

Juz 2

Juz 3

Juz 4

Juz 5

Juz 6

Juz 7

Juz 8

Juz 9

Juz 10

Juz 11

Juz 12

Juz 13

Juz 14

Juz 15

Juz 16

Juz 17

Juz 18

Juz 19

Juz 20

Juz 21

Juz 22

Juz 23

Juz 24

Juz 25

Juz 26

Juz 27

Juz 28

Juz 29

Juz 30 


LINK MUROTTAL AL-QUR'AN MP3 BERDASARKAN NAMA SURAT



































































Share:

Galeri

PENTAS PAI 2022
 







Share:

Jadwal Shalat

Hitung Mundur

Pembukaan PENTAS PAI Tingkat Kecamatan Nagreg 2024

Kontributor

Pengikut

Subscribe Us